Melanjutkan Cerpen "Sepatu Butut" Karya Ely Chandra Perangin-angin
Kegiatan melanjutkan Cerpen "Sepatu Butut" sebenarnya adalah kegiatan pra menulis cerpen atau bentuk latihan yang bertujuan agar kita lebih peka dan kreatif lagi memahami bahasa naratif dalam hal ini cerpen.
Untuk melanjutkan cerpen ini kita harus mempelajari kembali tentang struktur retorika teks naratif khususnya cerpen yaitu orientasi, rangkaian peristiwa, komplikasi, dan resolusi. kita juga harus memperdalam lagi materi tentang ciri kebahasaan teks cerpen.
Masih ingatkah dengan pertanyaan membangun konteks ini?
Apa itu orientasi? Bagaimana orientasi yang menarik?
Apa itu rangkaian peristiwa? Bagaimana merangkai peristiwa yang baik?
Apa itu komplikasi? Bagaimana membuat konflik yang menarik?
Apa itu resolusi? Bagaimana mengakhiri cerita namun tetap memancing emosi pembaca?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas akan membantu kita untuk Melanjutkan Cerpen "Sepatu Butut" Karya Ely Chandra Perangin-angin.
Sepatu Butut
Entah sudah berapa kali aku mengatakan
padanya untuk mengganti sepatu bututnya itu. Kalau sepatu itu masih layak pakai
sih mungkin tidak apa-apa, tapi sepatu itu sudah kelihatan sangat kumal, jauh
dari kategori layak pakai. Walaupun orangtua kami bukanlah orang yang kaya,
tetapi kurasa mereka masih mampu membelikan Andi sebuah sepatu baru yang lebih
layak pakai.
Entah mengapa pula, hanya aku yang selalu memperhatikan sepatu
bututnya Andi. Sepatu butut itu begitu menggangu pandanganku. Orangtua kami
tidak pernah protes kalau Andi menggenakan sepatu butut itu lagi.
Pagi ini kami akan berangkat sekolah, dan lagi-lagi sepatu butut
itu lagi yang kuperhatikan. Tidak ada yang lain yang kuperhatikan dari Andi,
aku jadi malas bila berjalan dengannya. Aku malu bila harus berjalan dengannya,
seperti berjalan dengan seorang gembel.
Sepatu butut itu begitu mengganggu pikiranku Kenapa Andi tidak
minta sepatu baru saja biar keren seperti teman-temanya, si Ivan dengan sepatu
ketsnya, atau seperti Dodi dengan sepatu sportnya?
Di suatu malam, aku berfikir untuk menyingkirkan sepatu butut
itu. Aku berencana membuangnya di hari Sabtu malam, karena kutahu ia akan
mencucinya di hari Minggu. Jadi kalau di hari Minggu ia tidak menemukannya,
masih ada kesempatan untuk membeli yang baru sehingga ia masih bisa masuk di
hari Seninnya.
Untuk membuang sepatu butut tentu saja tidak memerlukan rencana
yang rumit, cukup sederhana saja pasti aku bisa melakukannya, hanya tinggal
menunggu Andi tidur di malam hari, dan kemudian aku tinggal menjalankan
misinya. Hari yang kunantikan pun tiba, segera aku bersiap menjalankan misiku.
Kulihat Andi sedang tidak ada di rumah.
.........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................
Agar dapat melanjutkan cerpen ini dengan baik dan asli (lahir dari pikiran sendiri) yang harus kita lakukan adalah:
- Pertama, Menentukan Struktur Cerpen
- Kedua Menentukan Ide Kelanjutan Ceritanya
- Apakah tokoh "aku" benar-benar membuang sepatu butut itu kemudian menggantinya dengan yang baru? Bagaimana selanjutnya?
- Tokoh "aku" membuang sepatu itu dan akhirnya kembali lagi dengan berbagai cara. Entah ditemukan atau ada seseorang tokoh lagi yang membawanya kembali.
- Pada saat tokoh "aku" akan membuangnya, tiba-tiba ia memikirkan sesuatu dan akhirnya tidak jadi membuangnya.
- Ide kamu yang lebih hebat lagi
- Ketiga Menentukan Amanat atau Pesan
- Kasih sayang seorang saudara
- Tidak boleh mengambil sesuatu yang bukan hak kita
- Pelajaran untuk hidup sederhana
- Mennghargai pemberian orang lain
- Atau ide kamu yang lebih hebat lagi.
- GUNAKAN OTAK KANANMU UNTUK MENULIS IMAJINASIMU, DAN OTAK KIRIMU UNTUK MEMPERBAIKI TULISANMU.
Post a Comment for "Melanjutkan Cerpen "Sepatu Butut" Karya Ely Chandra Perangin-angin"